Minggu, 08 April 2012

Love Phobia Part III

Arya menggenggam tanganku erat, bersembunyi di bawah meja, sambil fokus pada bahan presentasi. Aku memandang wajahnya penuh heran aku merasakan sebuah keindahan yang sebelumnya tak pernah ku rasakan sebelum bersama Arya, Aku bersyukur tuhan memberiku kesempatan untuk dicintai oleh Arya. Disaat ini aku benar-benar merasa istimewa , merasa bagai orang biasa yang mengenakan gaun putri raja. Merasa bahwa hanya aku yang paling bahagia didunia ini. Apa kamu tahu Arya, kamu yang buatku merasa sempurna. Kamu nyata berarti dihatiku. Rasanya memang lucu, sambil tetap menggenggam tanganku Arya menjelaskan kepada teman-teman lain, sementara aku menahan tawa dalam keseriusanku.
   Rasanya ketika aku mengenal Arya, begitu banyak kejadian-kejadian lucu yang mampir dalam hidupku. Aku ingat betul ketika aku masih bukan siapa-siapa baginya, ketika aku tak terlihat olehnya dulu, aku terus mengaguminya dalam diamku.  Dia berada didepan kelas berdiri, entah ketika itu dia sedang dihukum atau apa, aku lupa. Dia begitu aneh,  baru kutemui seseorang yang menyanyikan lagu yang begitu sedih dengan wajah riang gembira. Dan untuk pertama kalinya aku tertawa ketika aku mendengar lagu yang begitu sedih , merasa menjadi begitu bodoh. Rasanya tak bisa meresapi lagu itu ketika melihat wajahnya yang tak biasa. Aku tersadar aku melihat Arya tersenyum. Dibalik wajah tegas itu ada senyum yang begitu mewah. Dalam senyumnya dia melantunkan sebuah lagu .,,,,
Bila nanti kita berpisah jangan kau lupakan kenangan yang indah kisah kita…..
Jika memang kau tak tercipta untuk ku miliki,  cobalah mengerti yang terjadi….
Bila mungkin memang tak bisa,
jangan pernah coba memaksa,
tuk tetap bertahan ditengah kepedihan…..
Jadikan ini perpisahan yang termanis yang indah dalam hidupmu sepanjang waktu…
Semua berakhir tanpa dendam dalam hati…
Maafkan semua salahku yang mungkin menyakitimu.
Semoga kelak kau kan temukan kekasih sejati
Yang kan menyayangi lebih dariku…
Bila mungkin memang tak bisa, menyatukan perbedaan kita,
dan tetap bertahan ditengah kepedihan
Jadikan ini perpisahan yang termanis yang indah dalam hidupmu sepanjang waktu
Semua berakhir tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku yang mungkin menyakitimu”(lovarian-perpisahan termanis)
   Ya Arya memang hobby sekali mengukir serentet cerita di hidupku dengan kekonyolan dan keanehannya dalam selimut cintanya.  Aku begitu mencintainya.
Hari ini sedang ada ujian, aku duduk paling belakang dideretan kedua dari kiri, sedang Arya duduk di kursi nomor dua dari belakang di baris nomor tiga dari kiri. Begitu dekat denganku, tempatku  begitu strategis untuk bisa memperhatikan lelaki yang mengaku dirinya Guardian Angleku itu. Aku selalu bermasalah dengan waktu jika aku mulai memperhatikan Guardian Angleku itu, selalu saja dibuat tak cukup oleh waktu. Dialah orang, emmm mungkin dia lebih dari orang, mungkin tepatnya seorang malaikat  yang mampu mendetikkan tahun dan menahunkan detik-detik dalam hidupku. Tentu hanya Arya yang mampu melakukan ini. Dia juga yang telah dengan ajaib mengubahku, menghapus kebiasaan burukku dengan hal yang baik, hanya dia yang mampu melarangku hanya dengan satu ucapan saja. Dia juga yang mampu memarahiku atas semua kebodohan yang sering kubuat. Arya juga yang membuat aku begitu mencintai hidupku. Dia mengajarkanku atas cinta yang tak bergantung pada uang, cinta yang tak memandang kemewahan, cinta yang begitu sederhana tapi berharga, dia mengajarkanku tentang keluarga kecil yang bahagia, tentang apa itu teman, kawan, sahabat, juga cinta. Dialah guru yang ku sewa secara gratis. Aku suka Arya, Arya yang menghentikanku, hanya dengan satu kalimatnya. Wajah itu berpaling kearahku, begitu lembut dengan senyumnya yang tak total, aku masih memandangnya,aku tetap memandangnya,,,,,,APA? Aku masih tak sadar jika Arya memandangku dan coba membuyarkan lamunanku tentang dia, aku terpaku. Aku malu. Aku hanya tersenyum menyadarinya dan mulai mengerjakan soal ujianku. Yaaaa,,,, satu lagi hari yang konyol.
Arya selalu menungguku untuk keluar kelas, dia selalu selesai mengerjakan soal ujian itu dengan cepat. Selalu jadi yang pertama sementara aku selalu menjadi yang terakhir. Arya memang pintar, dan dia adalah kekasihkuJ. Tapi Arya selalu menungguku selesai baru dia keluar kelas. Dia selalu mencoba berbagi jawabannya kepadaku. Ketika itu entah kenapa hanya tinggal aku dan dia dikelas, aku belum selesai dengan ujianku, Arya mencoba untuk membantuku. Salah seorang temanku yang bernama Hana melihat keganjilan itu. “waaa ada yang baru jadian tuhhh, traktir,,,traktir,,,,,,!”,celetuknya. Sekejab teman-teman sekelasku mengerumuni Hana dan meminta penjelasan, bak conferensi pers saja. “ Arya setia banget nunggu Merry selesai, so sweet banget, baru jadian tuh,,,,!”, Hana kembali menyindir kami. Aaaaaaa,,,,, gawat gimana bisa, bagaimana dia bisa tahu? Bukankah selama ini tak terlihat? Aduhhhh….! Ketika itu arya memandangku kemudian keluar kelas dan menghilang dibalik pintu. Sorak-sorai suara temanku sekelas masih terdengar. Aku tak focus lagi dengan soalku, akhirnya akupun keluar kelas. Yaa tentu saja langsung disambut dengan seribu pertanyaan yang tak ingin kujawab. Aku khawatir pada Arya, marahkah dia? Aku tak bisa melihatnya, kemana dia? Pasti dia malu, malu bahwa akulah yang dibicarakan dengan dia. Pasti dia malu sudah jatuh cinta padaku.  Aku lemas dalam ketidak tahuanku. Aku hanya diam menggantungkan pertanyaan-pertanyaan yang menjejaliku. Tapi ternyata aku salah, dia muncul dengan senyumnya, kemudian menggapai tanganku dan membawaku menjauh dari ramainya teman-temanku yang masih mempertanyakan hubungan kami. Kemudian, sudah bisa ditebak, semakin ramainya suara-suara mereka. Terjawab sudah ribuan pertanyaan itu dengan satu tindakannya. Arya hebat! Aku masih tercengang , tidak begitu mengerti maksud Arya. Aku pikir dia malu, tapi tidak!  Didepan banyak mata dia memperlihatkan bahwa dia tidak malu, tak hanya di depan teman sekelasku, tapi di depan adik kelas bahkan fans-fansnya juga. Hemb okey Arya kamu berhasil membuatku dibenci banyak orang, sayang!  Tapi aku suka!
Ketika itu ku tunggu Arya yang mengambil motornya diparkiran. Aku harap Arya segera datang, karena suasana seperti ini benar-benar tidak nyaman buatku. Aku yang terbiasa tak dikenal menjadi orang yang begitu dicari. Setiap pasang mata tak ada yang mengabaikanku. Aku tahu apa yang mereka pikirkan! Aku hanya ingat kata-kata Arya “ Coba buat tutup mata tutup telinga, biarkan mereka!” kata-kata itu menegarkanku. Aku hanya menebar senyum kepada mereka yang memandangku. Aku dan Aryapun berlalu dari tempat  itu. Sampai di jalan depan, dimana aku biasa menunggu Arya dulu, ada segerombolan adik kelas yang begitu menggilai Arya. “waaa itu ya pacarnya kak Arya, kok mau ya kak Arya sama dia?”, celetuk salah satu dari mereka. Aku masih saja tersenyum. Aku menyadari itu. Mr.Hero with Mrs.zero, begitu tak serasi yahhh,,, tapi arya menenangkanku. Dia genggam tanganku yang melingkar dipinggangnya, tepat didepan anak-anak itu. Kamipun berlalu.
Sampai dirumahku Arya meminta maaf, padahal aku tahu benar Arya jarang sekali mengucap maaf, dan aku tahu Arya tak salah apa-apa. Dia terduduk lemas, kemudian ada air dari matanya, aku piker itu keringat tapi aku tersadar itu air mata. Aku masih bingung, aku tak mengerti. Aku bertanya-tanya dalam diamku. Aku pandang wajah lelaki didepanku yang kini memerah dan mulai basah.
“Kamu kenapa yank?”aku memberanikan bertanya.
“Aku kesian sama kamu, kamu jadi bahan gunjingan banyak orang sekarang”, jawab Arya.
“Kamu ini apa-apaan siech, kamu inget  kan kamu yang bilang kalau aku harus tutup mata tutup telinga biarkan mereka, maka itu yang aku lakuin, aku tidak apa-apa”,aku berbohong.
“iya yank, kamu harus bisa buat tutup mata tutup telinga, biarkan mereka, karena mereka tidak tahu apa-apa, dengarkan saja kata-kataku. Aku selalu seperti ini, ketika aku punya pacar pasti seperti ini ceritanya, makanya aku tak ingin mengumbar hubungan kita ,aku takut nyakitin kamu”, Arya menjelaskan.
Aku tersenyum mengusap air matanya, sebenarnya aku tak tega melihat Arya yang lemah seperti itu. Aku terbawa tangisnya, bukan karena masalah disekolah tadi, tapi karena Arya menangis. Tapi segera kuhentikan dan kutahan karena ku tahu itu akan memperburuk keadaan. Aku tahu ketika aku rapuh Arya yang menegarkanku, akupun harus bisa seperti Arya.
“Sayang aku tahu itu, aku mengerti inilah resikonya, Tuhan akan tahu kok. Aku sedang baik-baik saja. Sebenarnya bukan karena adik-adik kelas aku berdiam, tapi ada teman yang dekat dengan kita (yang tak perlu kusebut dalam cerita ini), yang bilang bahwa aku terlalu tinggi levelnya jika mencintai kamu. Itu saja sebenarnya. Tapi itu tak ku pikirkan, karena ini hubungan kita, urusan kita dan kita saja yang bisa merasakan, jadi semua milik kita, mereka tak berhak. Aku baik-baik saja, dan kamu juga harus seperti itu”,ucapku.
   Aku melihat senyumnya lagi, kemudian tubuh itu mendekat dan jatuh ke tubuhku. Pelukan yang selalu hangat dengan harum tubuhnya yang sangat ku kenal. Aku tahu di balik tubuhku dia masih tersenyum. Aku suka, aku suka Arya yang seperti ini, Arya yang tersenyum. Aku terpaku, seikat kalimat ajaib menghampiriku.
“Yank aku akan tetap jadi Guardian Angle buat kamu, selama aku bisa”,Arya berjanji.
(tobe continue again!:)
By:Tka Merrya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar