Kamis, 23 Agustus 2012

Love Phobia Part V

        Aku ingat sekali satu kejadian yang lucu, Ketika baru pertama kali Arya kerumahku, dia hoby sekali terkunci dikamar mandi. Pintu kamar mandiku memang agak susah untuk dibuka. Aku senang menertawakannya ketika Arya mulai berbuat konyol seperti itu. Arya tak hentinya membuatku tersenyum.

       Semua tahu 14 february adalah hari kasih sayang. Ribuan pasang kekasih  pasti sedang merayakannya, begitupula dengan kami. Disekolah, waktu itu Arya bertindak aneh, dia seperti mencoba menghindariku. Kemanapun Arya pergi tasnya tak lupa dibawanya, padahal biasanya jarang sekali Arya bawa tas kemana-mana. Pasti ada yang aneh dengan Arya, tak sengaja Arya meletakkan tasnya di meja depan, aku yang penasaran kemudian duduk mendekati tasnya. Baru aku ingin membuka tas itu, Arya langsung menyambarnya dan hanya melempar senyum padaku. Kenapa Arya jadi begitu menyebalkan??? L tak kuambil hati aku langsung pergi dari tempat duduk itu.  Aku sudah menyiapkan kado valentine untuk Arya yang kubungkus semalaman hingga ku harus begadang menyelesaikannya. Sebuah jam tangan digital hitam. Ya hanya kado sederhana yang bisa ku berikan untuknya, berharap Arya mau memakainya dan menganggapnya jadi berharga. Sengaja ku taruh dirumah karna aku tahu pasti nanti Arya kerumahku. Aku berlagak tak peduli dengan hari valentine, karna memang aku tak pernah merayakannya. Aku pikir Arya juga. Pasti akan menjadi kejutan buatnya.
Seharian ini Arya benar-benar menghilang, tak kelihatan batang hidungnya di kelas. Itu membuatku merindukan Arya.

      Dan benar, Arya mengantarku pulang. Aku dan Arya duduk dikursi panjang tempat kita biasa duduk berdua. Aku masih menunggu, untuk bisa tahu apa isi tas Arya…. Arya tak beranjak sedikitpun dari samping tasnya. Kebetulan yang amat menyenangkan mama datang dari dapur dan menyuruh Arya untuk mengantarnya ketoko air. Hahahaa dengan senyum bahagia aku melihat Arya yang khawatir tasnya kurampas dan kugeledah. Aku membuka sedikit resleting tasnya dan mengintip isinya, sebuah bungkusan yang tak begitu jelas. Belum selesai ku amati suara deruan motor Arya sudah terdengar kembali, aku menjauh dari tas Arya dan berpura-pura tak terjadi apa-apa. Arya yang datang langsung melihat tasnya dan perlahan melirikku. Aku hanya bisa menahan senyum dan tertunduk. Kemudian tawa hadir diantara kita, entah apa yang sedang kita tertawakan.

“ Yank kamu buka tasku kan????”, kata Arya tanpa sedikitpun ragu….
“ Emm enggak kok yank, heheee….!”, jawabku berlagak tak berdosa.
“ haaaaa pasti bohong tuh resletingnya kok jadi pindah, tadi ku tinggal disebelah kanan, sekarang kok jadi disebelah kiri? Pasti kamu kan?” sambil dia memicingkan mata kearahku.

       Bak pencuri yang ketahuan aku kemudian kabur,,, terjadi kejar-kejaran kecil diantara aku dan Arya, yang berakhir di tempat duduk masing-masing. Akhirnya Arya memberikan bungkusan itu padaku. Aku terdiam, dan mulai bersandiwara.
“ yank maaf aku gak punya apa-apa buat kamu di hari valentine ini, karna aku memang tak pernah merayakannya”, kataku dengan wajah memelas.
“ iya yank aku ngerti, gak apa-apa, karna valentine bukan apa hadiahnya tapi apa maknanya”, kata bijaknya mulai keluar.

        Aku menahan tawaku melihat Arya yang mulai tertipu dengan wajah memelasku. Aku buka perlahan bungkusan yang diberi Arya tadi. Sebuah kotak kecil berselimut kertas kado. Kubuka satu persatu selotip yang merekat di kado itu, tak sedikitpun aku merobekkannya. Sampai di kotak berwarna orange aku mulai bisa menebak isinya, perlahan ku buka ternyata benar. Sebuah jam tangan terlihat apik meski sederhana. Warna putih bersih. Ini sejenak membuatku tersenyum kemudian aku baru ingat, aku juga memberi kado jam berwarna hitam untuk Arya. Lalu intinya kami bertukar jam di hari kasih sayang ini?? Hahahahaaaa… aku tertawa tak sadar Arya masih disampingku. Akupun segera terdiam kemudian mengecup pipinya dan mengucap terima kasih. Aku tak ingin Arya sadar bahwa aku memberinya kado sama seperti kadonya. Ketika Arya beranjak pulang, aku segera memasukkan kadoku di dalam tas Arya. Dia berpamitan, dan mengenakan sepatunya. Kemudian Arya menatapku, dan bertanya,

“yank, tasku ada yang aneh”.
“Aneh,,,masa sih?”, aku mulai panik
Arya mencoba melepas tas yang sudah dipakainya.
“emm yank periksanya dirumah aja, nanti kesorean loo…”, ucapku menipu
Arya benar-benar tak mendengarku, Arya membuka tasnya dan menemukan kado yang ku masukkan diam-diam. Sekali lagi mata Arya menusuk ke arahku, dan sekali lagi aku tertunduk menahan senyum.
“yank ini apa?”,tanyanya
“ hehee bukan apa-apa kok”, jawabku salah tingkah.

         Arya melepas sepatu yang sudah terpasang dikakinya dan menarik tanganku masuk kembali ke dalam rumah dan duduk dikursi lagi. Tak menunda waktu lagi, Arya segera membuka kado itu, dan sejenak Arya terdiam, yaa kali ini Arya yang terdiam.  Tak lama gelak tawa diantara kita meramaikan rumah. Bahkan kadopun kita bisa match. Ini benar-benar hari yang menyenangkan sekaligus lucu. Arya menamainya “valentine yang konyol tapi romantic”.       

                                                                                                                                         By: Tka Merrya