Seketika tatapannya menusuk mataku, dan digenggamnya tanganku. Suatu kata yang begitu merdu tuk didengar, yang semula tak sedikitpun aku membayangkannya, “ Pacaran yuukk,,, Mau gak? Mau gak kamu jadi pacarku?”, ucapnya tanpa ragu. Aku hanyut dalam lamunanku,,, antara percaya dan tidak, aku belum tersadar. Dia menunggu aku bicara. Tak sadar aku tak mampu mengendalikan kepalaku yang perlahan mengangguk, mengiyakan ajakan Arya tuk jadi pacarnya. Tepat detik itu senyum indah merekah dibibirnya, entah apa yang kurasakan, aku merasa apakah mungkin aku mematahkan kepercayaanku sendiri bahwa Mrs. Zero tidak mungkin berdampingan dengan Mr.Hero. Mimpi gak siech aku? Okey focus di Arya, Senyum itu hilang dari bibirnya dan berubah murung.
“Kenapa Arya?”akupun mulai bertanya.
“ Sebegitu yakinkah kamu sama aku? Apa tidak perlu untuk dipikir-pikir lagi?” ucapnya.
“Emmm okey aku pikir-pikir dulu dech kalau begitu! J”,ledekku.
“Loh kok gitu? Ok udah kan mikirnya! Jawabannya harus hari ini tapi!” jawabnya panic.
“ Gimana siech tadi suruh mikir dulu, sekarang udah aku piker malah suruh jawab sekarang, dasar!”, jawabku jengkel. Aku tahu dia takut aku berubah pikiran, aku tahu itu hihihiiiii,,,,
“Jadi gimana?”ucapnya memperjelas.
“ Iya, iya udah aku jawab tadi kamunya yang mau aku mikir-mikir lagi sih!”
Senyum itu merekah lagi di bibirnya, tak sangka aku terbawa. Kamipun saling tatap, dia memelukku, sungguh napasnya terasa sejuk, detak jantungnyapun menyatu dengan detak jantungnya, akupun tak bisa membedakan mana detak jantungku mana detak jantungnya. Hari ini begitu indah,,, ternyata benar NOTHING CAN’T BE DONE. Semenjak itu hariku begitu berwarna,,, aku sangka aku akan menutup hatiku untuk waktu yang lama tapi begitu dia datang dia mampu membuka pintu hatiku kembali.
Dari hari itu tak ada yang berubah, kejadian diantara kami hanya kami yang tahu. Tidak teman-teman satu sekolah, teman sekelas , tidak juga Siti teman baikku. Kami berlaku normal seperti biasanya tak ada yang berubah. Bahkan jika bertemupun hanya bisa tersenyum, itupun jika sempat. Lucu sekali jika dipikir-pikir. Kadang aku tak sadar tersenyum-senyum sendiri ketika mengingatnya. Siti pernah sekali menegurku. “Merry, kamu kok aneh gitu siech akhir-akhir ini, kenapa?”
“Aku?? Memang kenapa? Aku gak kenapa-kenapa kok”.
“ Ya aneh aja, kemarin-kemarin kamu gak pernah yang namanya dandan, sekarang sebentar-sebentar jadi doyan dandan, abis tu jadi sering senyum-senyum sendiri, hayooo lagi fall in love ya?”ledeknya. semenjak dekat dengan Arya aku memang lebih suka dandan daripada sebelum dekat dengan dia. Aduhhh emang kelihatan banget ya? Gawat,,,,!
“emmm enggak kok Sit, biasa aja kok,suerr dech!” ucapku meyakinkan Siti
“ Hemm,, kamu balikan lagi ya sama mantanmu itu?”
“ Hah ya gak lah Sit aduhhh kamu ini ngehayal banget!”
“ hahahaaa iya, iya aku becanda kok! Gak usah setegang itu juga donk!”
Huh dasar siti ampir jantungku copot!.
Jujur saja sebenarnya suasana seperti ini gak nyaman banget buat aku, rasanya seperti tak dianggap. Kadang aku harus bersabar menahan diri ketika gadis-gadis yang begitu mengagumi Arya datang kepadanya. Hemb dasar, emang resiko orang ganteng. Dan sialnya lagi melihat aku yang seperti itu Arya malah lebih meledekku dengan semakin ramah menanggapi gadis-gadis itu. Iiihhhhhhh sebel banget. Ok Sayang, pulang sekolah adalah waktunya pembalasan! Biarpun di sekolah kita tidak pernah bertegur sapa, tapi Arya tetap setia mengantarku pulang kerumah meski aku harus jalan dulu ke jalan depan seperti biasanya. Sepulang sekolah memang sudah menjadi kebiasaan kami untuk pulang bersama, Arya ya pulangnya ke rumahku, baru nanti kalau udah sorean gitu dia baru pulang kerumahnya. Rumahku sudah dianggap rumah kedua baginya. Orang tuaku juga sudah menganggapnya sebagai anak sendiri. Rasanya hidupku begitu lengkap dan sempurna. Jika teman-temanku tahu hal ini aku yakin mereka akan iri.
Berjalan 2 bulan sudah hubungan kita, dan masih saja rapat. Hari ini sedang ada kelas diskusi, kelas kami di bagi menjadi 6 kelompok, okey entah fatamorgana atau memang kebetulan, aku satu kelompok dengan Arya. Aku bingung bagaimana jika ketahuan? Aduuuhhhh,,,ok focus ajalah. Aku duduk tepat di sebelah kiri Arya, yang lain duduk didepan kami. Aku dan Arya hanya mampu menahan senyum sambil mencoba focus pada bahan presentasi kelompok kami. Kemudian tidak disangka, berani-beraninya Arya…………………………………………(to be continue)
By: Tka Merrya
“Kenapa Arya?”akupun mulai bertanya.
“ Sebegitu yakinkah kamu sama aku? Apa tidak perlu untuk dipikir-pikir lagi?” ucapnya.
“Emmm okey aku pikir-pikir dulu dech kalau begitu! J”,ledekku.
“Loh kok gitu? Ok udah kan mikirnya! Jawabannya harus hari ini tapi!” jawabnya panic.
“ Gimana siech tadi suruh mikir dulu, sekarang udah aku piker malah suruh jawab sekarang, dasar!”, jawabku jengkel. Aku tahu dia takut aku berubah pikiran, aku tahu itu hihihiiiii,,,,
“Jadi gimana?”ucapnya memperjelas.
“ Iya, iya udah aku jawab tadi kamunya yang mau aku mikir-mikir lagi sih!”
Senyum itu merekah lagi di bibirnya, tak sangka aku terbawa. Kamipun saling tatap, dia memelukku, sungguh napasnya terasa sejuk, detak jantungnyapun menyatu dengan detak jantungnya, akupun tak bisa membedakan mana detak jantungku mana detak jantungnya. Hari ini begitu indah,,, ternyata benar NOTHING CAN’T BE DONE. Semenjak itu hariku begitu berwarna,,, aku sangka aku akan menutup hatiku untuk waktu yang lama tapi begitu dia datang dia mampu membuka pintu hatiku kembali.
Dari hari itu tak ada yang berubah, kejadian diantara kami hanya kami yang tahu. Tidak teman-teman satu sekolah, teman sekelas , tidak juga Siti teman baikku. Kami berlaku normal seperti biasanya tak ada yang berubah. Bahkan jika bertemupun hanya bisa tersenyum, itupun jika sempat. Lucu sekali jika dipikir-pikir. Kadang aku tak sadar tersenyum-senyum sendiri ketika mengingatnya. Siti pernah sekali menegurku. “Merry, kamu kok aneh gitu siech akhir-akhir ini, kenapa?”
“Aku?? Memang kenapa? Aku gak kenapa-kenapa kok”.
“ Ya aneh aja, kemarin-kemarin kamu gak pernah yang namanya dandan, sekarang sebentar-sebentar jadi doyan dandan, abis tu jadi sering senyum-senyum sendiri, hayooo lagi fall in love ya?”ledeknya. semenjak dekat dengan Arya aku memang lebih suka dandan daripada sebelum dekat dengan dia. Aduhhh emang kelihatan banget ya? Gawat,,,,!
“emmm enggak kok Sit, biasa aja kok,suerr dech!” ucapku meyakinkan Siti
“ Hemm,, kamu balikan lagi ya sama mantanmu itu?”
“ Hah ya gak lah Sit aduhhh kamu ini ngehayal banget!”
“ hahahaaa iya, iya aku becanda kok! Gak usah setegang itu juga donk!”
Huh dasar siti ampir jantungku copot!.
Jujur saja sebenarnya suasana seperti ini gak nyaman banget buat aku, rasanya seperti tak dianggap. Kadang aku harus bersabar menahan diri ketika gadis-gadis yang begitu mengagumi Arya datang kepadanya. Hemb dasar, emang resiko orang ganteng. Dan sialnya lagi melihat aku yang seperti itu Arya malah lebih meledekku dengan semakin ramah menanggapi gadis-gadis itu. Iiihhhhhhh sebel banget. Ok Sayang, pulang sekolah adalah waktunya pembalasan! Biarpun di sekolah kita tidak pernah bertegur sapa, tapi Arya tetap setia mengantarku pulang kerumah meski aku harus jalan dulu ke jalan depan seperti biasanya. Sepulang sekolah memang sudah menjadi kebiasaan kami untuk pulang bersama, Arya ya pulangnya ke rumahku, baru nanti kalau udah sorean gitu dia baru pulang kerumahnya. Rumahku sudah dianggap rumah kedua baginya. Orang tuaku juga sudah menganggapnya sebagai anak sendiri. Rasanya hidupku begitu lengkap dan sempurna. Jika teman-temanku tahu hal ini aku yakin mereka akan iri.
Berjalan 2 bulan sudah hubungan kita, dan masih saja rapat. Hari ini sedang ada kelas diskusi, kelas kami di bagi menjadi 6 kelompok, okey entah fatamorgana atau memang kebetulan, aku satu kelompok dengan Arya. Aku bingung bagaimana jika ketahuan? Aduuuhhhh,,,ok focus ajalah. Aku duduk tepat di sebelah kiri Arya, yang lain duduk didepan kami. Aku dan Arya hanya mampu menahan senyum sambil mencoba focus pada bahan presentasi kelompok kami. Kemudian tidak disangka, berani-beraninya Arya…………………………………………(to be continue)
By: Tka Merrya