“Cinta bagaikan kata yang tak mampu diungkapkan,,,,
Begitu indah begitu tinggi,,,
Cinta mengalir begitu saja laksana air
Melantunkan gemricik yang begitu menenangkan
Ikut menghanyutkan yang mendengarnya,,,
Itulah cinta….”
Rasanya ingin mutah mendengar puisi yang dibacakan Rena didepan kelas tadi. Semenjah kejadian itu rasanya aku alergi dengan kata-cinta. Entah menapa tapi begitu saja mengalir tanpa paksaan. Aku merasa mereka sedang tidak punya kerjaan, mempercayai apa itu cinta yang artinya hanyalah sebuah kebohonan yang berselimut kemesraan dan hal itu diatas namakan cinta. Rasanya tak masuk akal. Saat ini aku munkin adalah satu-satu orang yang tak percaya akan cinta. Definisi cinta yang aq dapat adalah menyakiti diri sendiri dengan cara yang indah, tapi tetap saja akan berakhir menyakitkan. Herannya mengapa mereka tetap saja percaya kepada cinta yang sering sekali mengecewakan. Tak ada rasa jera rasanya. Begitu aneh pemikiran mereka. Bukan berlaku muna’ataupun munafik, aku memang pernah berada diposisi mereka yang merasakan apa itu indahnya cinta meski sesaat saja.
Masa aku mulai menginjakkan kaki di SMA disinilah aku bertemu dengan banyak teman. Aku berpapasan dengan makhluk indah, yang tak kukenal siapa dia. Diapun berlalu begitu saja. Aku pribadi yang malu-malu, hanya diam di kursi pojok belakang kelas, hingga seorang teman mendekatiku. Mencoba berkenalan, namanya Siti dia adalah seorang yang sederhana, tak banyak omong pula! Kemanapun aku pergi bisa dipastikan denan siti. Disekolah aku tak begitu terpandang, tak banyak pula yang mengenalku, bisa juga aku termasuk anak yang kuper. Ya beginilah aku, tak pernah mengenal apa itu berdandan. Dengan rambut yang selalu dikuncir ekor kuda maka aku siap kemanapun. Tak pernah sedikitpun berganti penampilan! Aku dan Siti memang tidak banyak omong, tetapi jika kita sudah akrab dengan orang lain pasti ramai sekali. Akulah yang selalu berlaku bodoh yang membuat siti dan teman-teman lain tertawa. Hal itu menyenangkan bagiku, bisa menciptakan senyum di antara mereka. Sedikit demi sedikit rasa pendiamkupun berkurang, meski masih sering malu tuk muncul didepan orang banyak.
Setahun berjalan, aku naik kelas banyak teman baru yang ku kenal. Dikursi belakang duduk seseorang yang rasanya familier sekali sempat terbersit dipikiranku tuk mengetahui namanya, memandangnya terus hingga tak sadar Siti menegurku. Aku baru tersadar pria yang duduk disana adalah ketua osis ku yang begitu digilai oleh wanita seantero sekolah. Ya mungkin hanya aku satu-satunya yang tak mempedulikan hal itu. Tapi rasanya bukan hal itu yang harus kuingat dari dia, ada hal lain, sepertinya pada kehidupan sebelumnya aku pernah bertemu dia, tapi entah dimana. Hah entahlah ku usir segala tanda tanya di pikiranku. Hari-haripun berjalan seperti biasanya, masih dengan Siti. Akupun tahu nama pria itu nama yang menurutku aneh untuk dia, tapi dari nama itu akhirnya mengingatkan aku bahwa dia tidak lain adalah pria yang berpapasan denganku tanpa memandang sedikitpun kearahku ketika awal masa SMA dulu. Oh god!!! Arya…????? Aku selama ini sekelas dengan Arya??? Woww… kenapa begitu bodohnya aku baru sadar saat ini. Sepertinya aku salah tempat memilih kelas ini dulu, dikelilingi anak-anak popular rasa minderku memuncak. Yaaa apa boleh buat sudah terlanjur juga. Lama-lama semakin aku mengenal Arya, seorang yang begitu berkharisma, yang hanya dengan model berjalannya saja mampu menakhlukkan hati wanita. Tak banyak bicara jika itu tak penting, aura dingin yang ia pancarkan menguatkan wibawanya. Tak heran banyak yang jatuh hati padanya. Sekali aku pernah berpapasan mata dengannya langsungku buang muka dan pergi meninggalkannya, mungkin dia berfikir kalau aku aneh, tapi aku tidak mau kalau dia sampai tahu kalau selama ini aku memperhatikannya. Tatapan mata itu membuatku tak bisa tidur semalaman, bukan karena membayangkan yg indah tentang hari itu, tapi aku hanya takut bagaimana kalau dia tahu ulah bodohku selama ini yang begitu memperhatikan dia. Hahh sial sekali.
Aku rasa aku ini terlalu kaku untuk memikirkan hal seperti mereka. Tapi ternyata aku juga manusia yang mempu merasa suka kepada orang lain, tapi segera ku tepis semua itu ketika aku sadar aku ini bukan siapa-siapa. Tak ada yang bisa aku banggakan dari hidupku. Gadis cupu, terlalu sederhana dan tak dikenal orang. Sementara Arya orang nomor 1 disekolah yang selalu dikelilingi wanita cantik. Bagai zero and hero saja. Tidak mungkin. Akupun menertawakan diriku sendiri yang sempat berfikir bodoh. Untuk sejenak aku lupakan hal itu, sebelum dia tahu .
Saat ini adalah detik-detik akan diadakannya pesta besar-besaran sekolah yang biasa dinamakan diesnatalis dalan acara itu pastilah diadakan bermacam-macam lomba, dan salah satunya adalah dance. Yakkkk aku suka sekali dance, memang suka tapi aku gak bayangin kalau sampai dipublikasikan didepan orang banyak. Aku dipilih mewakili kelas untuk lomba dance, dan parahnya denga Arya juga, ohh god!!! Ya apa boleh buat selama satu minggu ini kami berlatih dance, kenyataan pahitnya Arya adalah couple ku dance. Harus bisa kendaliin diri!! Ayolah merry kamu pasti bisa kok kendaliin diri, jangan sampai Arya tahu. Ada bagian dance yang mewajibkan aku tuk melihat matanya, kamipun berpandangan, matanya begitu tajam menatapku, aku takut, takut tuk berkedip, aku tidak pernah kuat tuk menatapnya. 1 lagi hari yang begitu menyebalkan tapi begitu indah,,,,
Selain ikut dance Arya ternyata juga ikut lomba singer, widiihhhh makin tergila-gila ajah tu cewek-cewek. Aku sudah siap di tempat duduk yang cukup terlindungi untuk bisa memperhatikan penampilannya nanti. Dika yang duduk tepat disampingku tiba-tiba menyerobot ponselku yang selalu setia berada ditanganku, dia mengetik beberapa karakter yang entah dikirim kesiapa. Aku biarkan saja , apalah arti sebuah sms, tak akan menyedot banyak pulsa. Selesai itu ponselku kembali, aku tanya pada dika, “sms sapa dik?” dikapun dengan wajah tak berdosa menjawab dengan entengnya,” Arya!” . What,,,,,, Arya???? Gila ajah ini anak kenapa sms Arya pake nomer aku, aduuuhhhhhh. Ok,,, jangan panic dulu! Emmm aku liat outboxku,
“to: Arya
Ayoooo Arya kamu pasti bisa, yang PD ya kami mendukungmu dari sini,, cayooooo!! Pake baju terbaik kamu yach!!!! “
Hah,,,, bener-bener dech ni dika!!! Belum selesai rasa kacau yang meradang, 1 sms mengagetkan aku.
“from: Arya
Ini siapa yach?”
Matilah kau Merry!!! Satu lagi masalah menimpamu. Aku jawab apa ini?? Sudahlah lupakan anggap saja tidak terbaca! Akhirnya datang juga penampilan Arya, dengan aura dinginnya dia mampu merebut perhatian penonton yang notabene adalah perempuan semua!! Yach begitulah resiko orang ganteng.
Dirumah ku bereskan semua barang bawaanku, dan berbaring diatas sofa yang tak empuk lagi dan sudah terasa nuansa pirr yang memantulkan badan ini. Tak menghiraukan hal itu aku tetap melemparkan badanku ke sofa itu. Hari itu entah mengapa rumah dibiarkan kosong tak berpenghuni, kemana mereka aku bahkan tidak tahu. Sejenak kupejamkan mata ini untuk sekedar memulihkan tenagaku yang rasanya sudah begitu terkuras hari ini. Suara ponselku membuyarkan lamunanku.
“ Hallo, assalamualaikum…….”
“walaikumsalam, Merry ini mama nak, kamu sudah dirumah atau masih disekolah?”
“ emm….. ini Merry sudah di rumah ma, kenapa?, mama dimana kok rumah dibiarkan tak kosong siech?”, tanyaku heran.
“ kamu sekarang cepat ke rumah sakit Waluyo yang ada di deket sekolah kamu ya, mama disana sekarang, opamu kambuh lagi, cepat yaa”.
What,,,? Baru saja aku mau istirahat, huh iya dech apa boleh buat. Kasian mama nunggu opa sendirian. Opa memang belum terlalu tua tapi semenjak ditinggal mati Oma, Opa jadi sering sakit. Oh,, mungkin karena rasa cintanya kepada Oma, Opa jadi seperti itu,,, hemm apa ada ya orang yang akan cinta sama aku seperti Opa cinta pada Oma??? Loh kok jadi ngehayal begini, ok gak ada banyak waktu lagi, aku harus cepat ke rumah sakit.
Sampai dirumah sakit, benar ternyata Opa terbaring lemah di atas sprai putih dengan selang oksigen membalut hidungnya. Betapa lemahnya orang ini, padahal semua orang tahu kalau Opa adalah orang paling keras, dan galak dirumah. Coba lihat sekarang, cinta mengikisnya. Aku baru melihat sisi lain dari Opa. Menetes pula air mataku melihat mama yang pontang panting mengurusi Opa. Apa jadinya jika aku tadi tidak disini, pasti mama lebih kerepotan. Dokter bilang Opa punya kelainan jantung, yaa jantung lagi, hal yang merenggut nyawa Oma pula. Bahkan penyakitpun mereka bisa match seperti itu, ups apa siech yang sedang ku pikirkan, haha lupakan. Akhirnya untuk beberapa hari kedepan Opa harus benar-benar dirawat di rumah sakit ini. Ponselku berdering lagi, kali ini 1 sms muncul dilayar ponselku.
“From: Arya
Hey, ini nomor ponselnya Merry yaa?”
Hah yang bener aja, arya tahu kalau ini nomor ponselku? Aduhhhh dari mana yaa,,, trus aku harus bales gimana donk? Ok jangan panic!
“To: Arya
Iya ini nomor aku, kenapa yaa?”tak lama kemudian 1 sms terkirim ke ponselku, tentu dari Arya.
“ oh berarti benar, tadi siang Dika sms aku pake nomor ponsel kamu, aku kira ini nomor barunya, eh ternyata tadi aku sms k nomor lamanya, katanya ini nomor kamu”, jelasnya.
Ya itu udah tahu kenapa harus tanya lagi, huh.
Dikaaaaaaaaaaaaaa,,, kamu ini, jadi panjang kan masalahnya. Huhh,,,
“oh gitu ya,,,, iya ini nomorku, Dika cuma numpang sms aja waktu itu, emang kurang kerjaan tuh anak, maaf yaa,,,” . akupun menjelaskan kejadian sebenarnya pada Arya. Ya supaya gak ada salah paham. Aku letakkan ponselku diatas meja rumah sakit yang serba putih itu. Aku jalan menuju toilet, hem mini benar- benar rumah sakit,, see kamar mandinya saja begitu bersih, dan disana-sini tercium parfum berbau obat, hueekk itu memang obat…
Aku lihat ponselku lagi dan ternyata Arya masih membalas pesanku lagi, aku kira sudah cukup penjelasanku tadi.
“ Kenapa harus minta maaf siech? Gak apa-apa kalii. Kan aku jadi tahu nomor ponsel kamu. BTW kamu lagi ngapain nie? Aku ganggu ya?”.
Kesambet setan apa siech ini anak, kok dia jadi mau sms-an sama aku, padahal sudah terhitung 2 tahun aku satu kelas dengannya, tak pernah sekalipun aku berbicara padanya. Ya mungkin dia hanya iseng saja, gak ada salahnya juga siech, buat temen sms-an, sambil sekalian nungguin Opa.
“ sekarang aku lagi di rumah sakit nie,rumah sakit deket sekolahan kita. Opaku sakit jadi aku nungguin dia!”
“ oh gitu ya, eh iya Merry aku mau tanya masalah kostum buat besok tu gimana jadinya?”
“ bukannya udah dikasih tahu sama Dea, dan kamu udah cari kan?jangan bilang belom, cz ini mepet banget waktunya tinggal besok”.
“ tenang udah kok aku udah dapet semua”.
“ya trusss…?????”tanyaku binggung.
“ ya keliatannya aku ok gak ya pake baju kaya gini, cz ini baru pertama aku pake baju kaya gini”.
“Oh God Arya,,,,,, kirain apa! Yaudah kamu coba aja sekarang bajunya, trus kamu berdiri dech didepan kaca, lihat kamu ok gak pake kostum itu, kalau menurutku siech pasti ok”,ups aku tadi bilang apa coba? Aduhhh keceplosan!
“oh yaa?? Ok dech aku coba dulu kalau begitu”.Tu kan dia jadi ke-GR-an hah dasar mulut gak bisa di rem! Beberapa menit kemudian Arya mengirim sms lagi.
“ Merry menurutku siech penampilanku aneh, tapi karna tadi kamu bilang ok, aku jadi percaya diri. Makasih yaa….^_^”. Tuh kannnnn….
“oh it’s ok.!” Jawabku singkat.
Sms itu tak berhenti disitu masih bejibun sms yang dia kirim ke aku, aku mulai heran kenapa Si Mr. mistery itu mau sms aku. Ehmm seneng juga siech,,,, aduhhh tapi gak boleh dech berharap lebih, aku harus sadar dong, Mrs.Zero tidak mungkin dengan Mr. Hero.
“Ohh,, God,,, hari ini,,,,, hari ini,,,,,, Aaaaaaaaaaaaaaaaa,,,,, Kemana bajukuuu,,, kemana rokku,,,, aduhhh kesiangan”. Hari ini adalah hari buat lomba dance, tapi kesalahan pertama aku belum bisa menemukan kostumku, kedua aku harus mempersiapkannya sendiri, dan lebih parahnya lagi, AKU TELAAATTT. Oh no,,,, ok jangan panic! Aku coba mencari- cari kostumku yang bercampur dengan tumpukan bajuku yang lain. Setelah selesai aku segera berangkat. Sampai disekolah teman-teman yang lain sudah berdandan sesuai stye mereka, dan aku, datang dengan rambut acak- acakan. “ ya ampun Merry, ini jam berapa? Kenapa baru datang?”,tanya Dea yang juga ikut dance bersamaku. “ aduh iya maaf, maaf, aku kesiangan, abisnya,,,,,”belum selesai aku beralasan, Dea menyambarnya. “ aaaahhh udah ayo sini giliran kamu buat di make up!”Dea menarik tanganku dan mendudukkan aku. Oh no, make up?? Harus ya?? Aku paling gak suka dipakein make up, tapi dari pada aku merengek untuk tidak di make up, dan takutnya Dea makin cemberut, aku mending diam saja. Beberapa menit berjalan, entah sudah diapakan saja wajahku oleh Dea, yang jelas aku gak nyaman, dan gak PD banget.
“ Hey guys, sorry telat yaa,,,,”. Terdengar suara dari salah saju dancer kelas kita yang juga telat. Aha pasti dia kena marah Dea juga, huhuu tenang Merry, ternyata kamu tidak sendiri.
“ Iya tidak apa-apa, cepet pake kostum kamu yaa,,,,” celetuk Dea dengan sopannya. What, gitu banget siech, kenapa beda siech perlakuannya, siapa siech yang telat tadi aku tak begitu jelas melihatnya. Ohh,,, pantes, dia Arya. Huh dunia gak adil L.Aku tak berani menatapnya, mungkin kejadian semalam hanya aku dan Arya yang tahu. Dia pasti malu kalau sampai ketahuan sms aku. Ok It’s no problem.
Entah aku yang aneh atau dia yang aneh, tapi jelas sekali dia memandangiku begitu aku selesai di make up. Aku hanya tersipu dan menganggap dia tidak ada. Oh God ada apa dengan ku,,,,,???
Kompetisi Dance yang ditunggupun dimulai, kita dapat undian nomor 4, hemb cukup baguslah,,, Arya selalu memberi dukungan dan nasehat agar tidak gugup. Kami harap-harap cemas, hingga tiba waktunya penampilan kami. Kali ini jelas sekali mata itu memandang menusuk mataku, aku hanya diam dan terpaku, tak mampu membalas tatapannya. Akhirnya tiba saatnya pengumuman kami tak berharap banyak, karna dari sekian banyak peserta, kami bukanlah apa-apa. Juara 3pun kami dapat, yaa cukuplah untuk memberi sedikit senyum kepada teman-teman lain.
Setelah acara itu aku segera bergegas kembali kerumah sakit, Dewa yang juga teman sekelasku menawarkan tumpangan. Dengan senang hati, dari pada harus berjalan ke rumah sakit yang lumayan siech jauhnya kalau jalan kaki, akupun langsung melenggang di motor Dewa. Sekilas aku melihat Arya di parkiran, sekali lagi dia menatapku yang berlalu didepannya.
Baru saja aku sampai didepan gerbang rumah sakit, Arya sudah sms.
“Aku tadi nungu kamu, ehh kok malah ditinggal pergi sama Dewa siech?”
“Loh kamu nunggu aku kenapa Ya?”
“ ya sapa tahu aku bisa antar kamu,kan arah rumahku sama rumah sakit satu arah”.
“ Yee kamunya gak bilang mana aku tahu juga, ya kapan-kapan ja juga masih bisa kan?”
“ok dech kapan-kapan yaa…”
“ siiplahhh,,,!’
Ya begitulah setiap hari ponselku penuh dengan pesan dari Arya.Aku bisa bercanda bercerit dengan Arya ketika dalam sms, tapi jangan harap ketika kita bertemu langsung kita bisa berbicara apalagi bercanda, berpapasan saja aku kabuuurrr, bagaimana bisa bercanda. Hal ini membuat teman-teman sekelasku tak ada yang tahu tentang apa yang terjadi antara aku dan Arya. Hem baguslah setidaknya mereka tidak curiga.Tapi kalau dipikir-pikir, memang ada apa dengan aku dengan Arya, kami hanya sms-an biasa saja, gak lebih kok kenapa harus malu ketahuan?? Aneh….
Tak terasa situasi seperti ini berjalan 2 bulan, dan tetap, tak satupun orang tahu. Dan hal yang paling mengejutkan adalah,,,,,, “ Hey Merry ayo aku antar kamu pulang, kamu pasti masih berduka atas meninggalnya Opa kamu, dan aku juga pernah janji ke kamu kalau aku akan antar kamu pulang”, kata Arya.
“Emm tapi jangan di depan sekolah seperti ini, nanti kalau anak-anak pada tahu gimana?”
“ok, aku tunggu kamu di jalan depan yaa…”
“ Yup, tunggu situ ja ya Arya”.akupun berjalan ke jalan depan di sana Arya sudah menungguku.
“ Ojek yuuk mbakk,,,,!”, sempat sempatnya Arya bercanda. Akupun diantarnya pulang. Tepat sampai dirumahku, hujan seakan memberi isyarat untuk Arya berdiam sejenak dirumahku. Kamipun mulai bercanda, membicarakan hal yang sebenarnya gak penting juga buat aku. Dia mulai mempertanyakan hubunganku dengan mantan pacarku yang akhir-akhir ini datang kembali, setelah 3 tahun kita tidak bertemu. Sebenarnya aku tak begitu suka menceritakan tentang mantan pacarku itu, tapi entah kenapa, kepada Arya aku ingin sekali menceritakannya.
” Aku tidak ada hubungan lagi dengan dia, tapi kami masih berteman baik, memang kenapa?”seketika itu Arya menyambar tanganku dan,,,,,(to be continue, tar lagi ya, masih capek ngetik nie ^_^)
By:Tka Merrya